Para anggota yang hadir—di antaranya Pak Nal Koto, Pak Rusdi Chandra, Pak Hen Integritas, Kak Cimrawati, Osmond, Rini, Sukra, Hendri Alisyanews, Andri, dan Wyndoee—datang mewakili banyak rekan yang berhalangan karena tugas. Mereka membawa salam, doa, sekaligus energi positif bagi Ketua Davit yang menyambut setiap tamu dengan senyum penuh kehangatan.
Sejak para anggota melangkah masuk, wajah Ketua Davit tampak berseri. Ada pancaran bahagia yang sulit disembunyikan, seolah kedatangan keluarga besar IKW-RI itu menjadi penyemangat tersendiri menjelang prosedur medis yang ia jalani. Tatapannya memperlihatkan betapa ia merindukan kebersamaan ini.
Tak butuh waktu lama bagi tawa untuk memenuhi ruangan. Obrolan ringan, candaan lama, dan celoteh khas sesama wartawan membuat suasana kembali hidup. Mereka saling malapeh taragak—melepaskan rindu—setelah cukup lama tidak berkumpul dalam suasana santai.
Dalam momen itu, Ketua Davit spontan menghidangkan apa pun yang ada di rumahnya. Bahkan, ia berniat memborong isi lapau depan demi memastikan para saudaranya tidak pulang tanpa menikmati suguhan. Gesturnya merepresentasikan karakter kepemimpinan yang tulus dan penuh perhatian.
Kehadiran Kak Cimrawati menambah warna dalam pertemuan tersebut. Sapaannya yang lembut dan aura keibuan yang kuat membuat suasana semakin hangat. Perannya menjadi salah satu penguat mental bagi Ketua Davit, sekaligus penyejuk bagi anggota lain yang hadir.
Diskusi mengalir dari topik ringan hingga dialog seputar dinamika organisasi. Di ruang tamu sederhana itu, tak ada sekat antara ketua dan anggota. Yang ada hanya keluarga besar yang saling berbagi cerita, saling menguatkan, dan saling menjaga.
Meski tawa mendominasi, setiap anggota menyelipkan doa agar operasi mata yang dijalani Ketua Davit berjalan lancar. Mereka ingin memastikan bahwa pemimpin mereka merasa didampingi sepenuhnya, bahwa ia tidak pernah menghadapi cobaan ini seorang diri.
Saat senja berubah menjadi gelap, satu per satu anggota pamit meninggalkan rumah Ketua Davit. Namun sorot mata sang ketua menunjukkan harapan agar kebersamaan itu berlangsung sedikit lebih lama. Ada rasa bahagia bercampur haru yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kunjungan singkat namun penuh makna itu menyiratkan satu pesan mendalam: IKW-RI adalah rumah kedua bagi para anggotanya—rumah yang mengikat mereka dengan rasa saudara, rasa peduli, dan rasa saling menopang. Di akhir pertemuan, seluruh anggota membawa pulang doa yang sama: agar Davit Efendi diberi kelancaran operasi, kesembuhan yang cepat, serta kekuatan memimpin organisasi dengan semangat yang tak pernah padam.
# Red | Hp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar